Berbagai masalah yang sering menjadi kendala utama dalam pengelolaan dan pembangunan pulau-pulau kecil di Indonesia di antaranya adalah aksesibilitas. Ini disebabkan utamanya karena lokasi yang terpencil dan terisolir, sumber daya air dan infrastruktur yang sangat terbatas, tingkat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang rendah. Setiap pulau kecil atau gugus pulau-pulau kecil memiliki karakteristik dan tingkat kerentanan yang berbeda dibandingkan dengan pulau besar.
Dalam kaitannya dengan optimalisasi pengelolaan guna pemberdayaan pulau-pulau kecil di Indonesia, perlu dilakukan pengelompokan pulau-pulau kecil tersebut berdasarkan proses pembentukan melalui tahapan atau evolusi tektoniknya. Kegiatan ini dilakukan untuk menghimpun data dan informasi spasial tentang karakteristik pulau kecil beserta gugusannya berdasarkan tektonogenesisnya, kondisi fisik perairan disekitarnya, potensi sumberdaya mineral, energi, dan air tanah, serta potensi kebencanaannya. Data dan informasi yang dihimpun pada kegiatan ini merupakan masukan stratejik bagi penyusunan rencana tata ruang darat, laut dan dirgantara guna optimasi pengelolaan kawasan pulau-pulau kecil itu. Pengelompokan yang dilakukan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik geologi kawasan pulau-pulau kecil, yang pada hakekatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup dan kehidupan penghuni di atasnya.
Tataan geologi wilayah Indonesia yang dikenal rumit, terjadi sebagai akibat interaksi 3 lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke arah barat-baratlaut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun, Lempeng Samudra India-Benua Australia (Indo-Australia) yang bergerak ke utara-timurlaut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, serta Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, namun resultante sistem kinematiknya menunjukkan gerakan ke arah baratdaya dengan kecepatan mencapai 13 cm per tahun. Hasil interaksi lempeng-lempeng tersebut menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa geologi yang spektakuler, seperti kegiatan magmatik dan terbentuknya zona-zona kegempaan dengan intensitas tinggi, terangkatnya kerak bumi sehingga topografi lebih tinggi dari muka air laut pada saat pasang maksimum, atau yang kemudian dikenal sebagai pulau, dan pembentukan cekungan-cekungan sedimen yang kaya berbagai potensi energi dan sumber daya mineral.
Berdasarkan genesis dan kedudukan terhadap tataan tektonik regional saat ini, pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau di Indonesia, secara garis besar, dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Kelompok pulau-pulau yang terbentuk di luar busur magmatik, disebut kelompok pulau-pulau busur muka
2.
Kelompok pulau-pulau yang terbentuk pada busur magmatik, disebut kelompok pulau-pulau busur magmatik
3.
Kelompok pulau-pulau yang terbentuk pada paparan benua dan busur belakang, disebut kelompok pulau-pulau paparan benua dan busur belakang
4.
Kelompok pulau-pulau yang terbentuk sebagai benua renik, disebut kelompok pulau-pulau benua renik
Pengelompokan pulau-pulau tersebut di atas dilakukan berdasarkan atas fenomena konvergensi antara kerak benua dan kerak samudra yang mendominasi tataan tektonik di Indonesia. Pulau-pulau kecil yang dihasilkan oleh konvergensi antara kerak benua dan kerak benua atau pemekaran lantai samudra, tidak ditemukan pada tataan tektonik masa kini di wilayah Indonesia.
Selanjutnya hasil kajian tersebut disajikan kedalam 23 tema atlas peta dengan fokus pada kelompok pulau kecil yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peta-peta tersebut meliputi Peta Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Peta Kelompok Pulau Kecil Berdasarkan Tektonogenesis, dan berikutnya masing-masing dilengkapi dengan informasi tentang Karakterisik Geologi, Lokasi dan Tipe Pasang Surut, Kurva Suhu Permukaan Laut, Kurva Anomali Suhu Permukaan Laut, Kurva Deviasi Paras Muka Laut, Kurva Anomali Paras Muka Laut, Kurva Latent Heat Flux, Kurva Net Heat Flux, Kurva Sensible Heat Flux, Kurva Iradiasi Matahari, Kurva Iradiasi Bumi, Kurva Presipitasi, Kurva Anomali Presipitasi, Lokasi Gempa, Lajur Bahaya Goncangan Gempa, Sumber Daya Nirhayati, Karakteristik Hidrogeologi, Terumbu Karang, Tutupan Lahan, Wilayah Provinsi. Disertakan pula Daftar 92 Pulau Kecil di 37 Wilayah Kabupaten.
-
Archives
-
Blogroll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar