Menurut penelitian, anak-anak yang mengalami kekerasan lebih berisiko terkena kanker dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami kekerasan. Peneliti menyimpulkan kekerasan fisik yang dialami anak-anak berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker mencapai 49%. Meskipun anak-anak yang telah mengalami kekerasan telah menjalani terapi atau pemulihan, trauma yang mereka alami akan sangat sulit dihilangkan.
Untuk mengatasi trauma tersebut seringkali mereka melampiaskan dengan merokok, mengonsumsi alkohol atau hal negatif lain. Tentu saja hal itu membuat mereka berisiko tinggi terkena kanker. Untuk melihat hubungan kekerasan pada anak dengan tingginya resiko terkena kanker dapat dilihat dari faktor psikososiologikal yang diungkapkan oleh salah satu peneliti, Sarah Brennenstuhl.
"Salah satu hal penting dalam penelitian ini adalah untuk menginvestigasi disfungsi produksi kortisol. Hormon tersebut kemungkinan salah satu penyebab terdapatnya hubungan antara kekerasan masa kecil dengan kanker," kata Sarah.
Peneliti lainnya, Esme Fuller-Thomson mengungkapkan, bahwa membicarakan kekerasan fisik pada anak sama dengan membicarakan penyakit kanker. Menurutnya, masyarakat harus mengetahui efek jangka panjang jika seorang anak mengalami kekerasan.(vvn) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar