Oleh
Kholid bin Abdullah Al-Hamudiy
Saudaraku muslim dan muslimah…
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kami sampaikan risalah ini kepada Anda dengan penuh kerinduan dan penghormatan. Kami sampaikan risalah ini dari lerung hati kami yang paling dalam, disertai luapan cinta kami kepada Anda karena Allah. Kita mohon kepada Allah yang Maha Perkasa agar Dia mempertemukan kami dan Anda kelak di Surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan dan rahmat.
Saudaraku muslim dan muslimah…
Sehubungan dengan akan datangnya bulan Ramadhan, kami sampaikan sebuah nasihat sebagai sebuah hadiah yang berharga. Kami tidaklah membuat sesuatu yang baru dalam nasihat ini, melainkan sebagai suatu pengingatan yang insya Allah akan bermanfaat untuk orang-orang yang beriman. Kami harap, semoga Anda berkenan menerimanya dengan lapang dada dan mendoakan kita semua agar senantiasa dijaga, dibimbing oleh Allah Yang Maha Kuasa di jalan yang diridhoi-Nya.
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkhususkan bulan Ramadhan dari bulan-bulan yang lainnya. Diantara kekhususan dan keutamaan Ramadhan antara lain:
[1]. Bau mulut orang yang berpuasa, lebih harum di sisi Allah, daripada minyak wangi kesturi.
[2]. Para malaikat senantiasa mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa sampai ia berbuka puasa.
[3]. Dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka.
[4]. Terdapat Lailatul Qodar, yaitu suatu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan
[5]. Terdapat ampunan bagi orang yang berpuasa
[6]. Diikatnya syaithan
Saudaraku muslim dan muslimah...
Bagaimanakah kita menyambut bulan Ramadhan yang penuh dengan kekhususan dan keutamaan ini? Apakah disambut dengan perbuatan yang sia-sia? Begadang semalaman? Berfoya-foya? Naudzu billahi min dzalika.
Sesungguhnya hamba yang sholih akan menyambut kehadiran bulan Ramadhan ini dengan taubat yang murni kepada Allah, meminta ampunan kepada Allah dan bertekad kuat dan jujur, serta berupaya meningkatkan amal sholih dengan tetap mengharap pertolongan Allah agar Dia memudahkan kita untuk beribadah kepada-Nya.
Saudaraku muslim dan muslimah...
Berikut ini adalah beberapa amal sholih yang wajib dikerjakan atau sangat dianjurkan dilakukan:
[1]. BERPUASA
Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
”Artinya : Setiap amal manusia adalah untuk dirinya, satu perbuatan baik akan dibalas dengan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Orang yang berpuasa meninggalkan nafsu syahwatnya, makanannya, minumannya untuk Aku. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagian, yaitu kebahagian saat berbuka puasa dan kebahagiaan saat berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh bau mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak wangi kesturi.”
Rasululloh Shalallahu alaihi wa sallam bersabda.
”Artinya : Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan berharap pahala Allah, maka diampuni dosa-dosanya di masa lalu.” [Hadits Riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim]
Kholid bin Abdullah Al-Hamudiy
Saudaraku muslim dan muslimah…
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kami sampaikan risalah ini kepada Anda dengan penuh kerinduan dan penghormatan. Kami sampaikan risalah ini dari lerung hati kami yang paling dalam, disertai luapan cinta kami kepada Anda karena Allah. Kita mohon kepada Allah yang Maha Perkasa agar Dia mempertemukan kami dan Anda kelak di Surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan dan rahmat.
Saudaraku muslim dan muslimah…
Sehubungan dengan akan datangnya bulan Ramadhan, kami sampaikan sebuah nasihat sebagai sebuah hadiah yang berharga. Kami tidaklah membuat sesuatu yang baru dalam nasihat ini, melainkan sebagai suatu pengingatan yang insya Allah akan bermanfaat untuk orang-orang yang beriman. Kami harap, semoga Anda berkenan menerimanya dengan lapang dada dan mendoakan kita semua agar senantiasa dijaga, dibimbing oleh Allah Yang Maha Kuasa di jalan yang diridhoi-Nya.
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkhususkan bulan Ramadhan dari bulan-bulan yang lainnya. Diantara kekhususan dan keutamaan Ramadhan antara lain:
[1]. Bau mulut orang yang berpuasa, lebih harum di sisi Allah, daripada minyak wangi kesturi.
[2]. Para malaikat senantiasa mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa sampai ia berbuka puasa.
[3]. Dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka.
[4]. Terdapat Lailatul Qodar, yaitu suatu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan
[5]. Terdapat ampunan bagi orang yang berpuasa
[6]. Diikatnya syaithan
Saudaraku muslim dan muslimah...
Bagaimanakah kita menyambut bulan Ramadhan yang penuh dengan kekhususan dan keutamaan ini? Apakah disambut dengan perbuatan yang sia-sia? Begadang semalaman? Berfoya-foya? Naudzu billahi min dzalika.
Sesungguhnya hamba yang sholih akan menyambut kehadiran bulan Ramadhan ini dengan taubat yang murni kepada Allah, meminta ampunan kepada Allah dan bertekad kuat dan jujur, serta berupaya meningkatkan amal sholih dengan tetap mengharap pertolongan Allah agar Dia memudahkan kita untuk beribadah kepada-Nya.
Saudaraku muslim dan muslimah...
Berikut ini adalah beberapa amal sholih yang wajib dikerjakan atau sangat dianjurkan dilakukan:
[1]. BERPUASA
Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
”Artinya : Setiap amal manusia adalah untuk dirinya, satu perbuatan baik akan dibalas dengan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Orang yang berpuasa meninggalkan nafsu syahwatnya, makanannya, minumannya untuk Aku. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagian, yaitu kebahagian saat berbuka puasa dan kebahagiaan saat berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh bau mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak wangi kesturi.”
Rasululloh Shalallahu alaihi wa sallam bersabda.
”Artinya : Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan berharap pahala Allah, maka diampuni dosa-dosanya di masa lalu.” [Hadits Riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim]
Saudaraku muslim dan muslimah...
Tidak diragukan lagi bahwa balasan yang sangat agung tersebut tidaklah diberikan kepada orang yang sekedar meninggalkan makanan atau minuman saja! Akan tetapi hanya sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam :
”Artinya : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan keji serta amal perbuatan keji, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membutuhkan puasanya yang sekedar meninggalkan makanan dan minuman” [Hadits Riwayat Imam Bukhari]
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda.
”Artinya : Puasa itu perisai, maka apabila seseorang berpuasa, hendaklah dia tidak berbuat rofats (perbuatan yang menjurus kepada hubungan seksual), tidak berbuat kefasikan, tidak berbuat suatu kebodohan. Apabila seseorang mencaci makinya, hendaklah dia mengatakan: Saya sedang berpuasa!” [Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim]
Saudaraku muslim dan muslimah...
Bila Anda berpuasa, maka hendaknya puasa pula pendengaran, penglihatan dan lisan Anda, serta berpuasalah seluruh anggota tubuh Anda! Janganlah keadaan Anda saat berpuasa sama dengan keadaan Anda ketika tidak berpuasa!
[2]. QIYAMU RAMADHAN YAITU SHALAT TARAWIH
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
”Artinya : Barang siapa yang mendirikan Qiyamu Ramadhan dengan penuh keimanan dan berharap pahala Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
[ Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim]
Ada sebuah peringatan penting, yaitu hendaknya kita menyempurnakan shalat tarawih berjama’ah di masjid bersama imam shalat, agar kita dicatat sebagai orang-orang yang mendirikan qiyamu Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam :
”Artinya : Barang siapa yang mendirikan qiyamu Ramadhan bersama Imamnya sampai selesai, maka dicatat baginya pahala Qiyamu Ramadhan semalam penuh’ [ Hadits Riwayat Ahlus Sunan]
[3]. BERSEDEKAH
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artiya : Seutama-utama sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Tirmidzi].
Diantara bentuk-bentuk sedekah di bulan Ramadhan adalah:
[a]. Memberi makanan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
”Artinya : Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan dia memberi balasan kepada mereka Karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera”. [Al-Insan : 8 – 12]
Sesungguhnya salafus shalih (generasi pendahulu umat Islam yang shalih] amat bersemangat untuk memberikan makanan baik kepada yang membutuhkan atau kepada teman yang shalih, melebihi semangat menjalankan amal yang lainnya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artinya : Seorang mukmin yang memberikan mukmin yang lapar maka kelak Allah akan memberi makan kepadanya dari buah-buahan surga, dan barang siapa yang memberi minum seorang mukmin, maka kelak Allah akan memberi air minum dari surga” [Hadit Hasan Riwayat Tirmidzi].
Sebagian salafus shalih ada yang memberikan makanan kepada saudara-saudaranya kaum muslimin, padahal dia sendiri berpuasa, mereka tidak sekedar memberi makanan, tetapi juga turut duduk sambil berkhidmat (melayani) kebutuhan mereka.
[b]. Memberi Makan Orang Berbuka Puasa
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam bersabda:
”Artinya : Barang siapa yang memberi makan orang yang berbuka puasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang berpuasa tadi.” [Hadits Riwayat Imam Ahmad, An Nasa’i dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]
[4]. BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM MEMBACA AL-QUR’AN AL-KARIM, MEMPELAJARI TAFSIRNYA DAN MEMAHAMINYA
Saudaraku muslim dan muslimah...
Bersungguh-sungguhlah dalam membaca Al Qur’an Al- Karim. Bacalah dengan penuh tadabur dan kekhusyuan. Sesungguhnya salafus sholih, semoga Allah merahmati mereka, benar-benar tersentuh hatinya dan terpengaruh dengan Al Qur’an Al-Karim. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Baihaqi dari sahabat Abu Hurairoh, semoga Allah meridloinya, beliau berkata: ”Ketika turun ayat Al Qur’an :
”Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?” [An-Najm : 59-60]
Ahlus Sufah (para shahabat Nabi yang tinggal di Masjid Nabawi) menangis, berlinang air matanya. Ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam mendengarnya, maka beliau pun turut menangis. Kami (para shahabat Nabi) pun menangis karenanya. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: ”Tidak akan disentuh api neraka, orang yang menangis karena takut kepada Allah”.
[5]. TETAP DUDUK DI MASJID SETELAH SHALAT SHUBUH BERJAMA’AH SAMPAI TERBIT MATAHARI
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam senantiasa duduk di tempatnya setelah shalat shubuh sampai terbit matahari.
[Hadits Riwayat Imam Muslim]
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artinya : Barang siapa yang shalat subuh berjama’ah lalu tetap duduk setelahnya, berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, lalu dia sholat dua raka’at maka dia mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna”
[Hadits Riwayat Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]
Saudaraku muslim dan muslimah...
Besarnya pahala yang Allah berikan atas amalan tersebut adalah amal yang dilakukan di hari-hari biasa, maka apalagi seandainya amal tersebut dikerjakan di bulan Ramadhan?
Marilah kita shalat shubuh berjama’ah di masjid, lalu setelahnya membaca dzikir atau wirid sesudah shalat, lalu membaca dzikir pagi dan sore yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, atau membaca Al-Qur’an Al-Karim sampai terbit matahari, lalu setelah terbit matahari, shalat sunat dua raka’at. Sungguh Allah telah menjanjikan pahala yang besar, seperti pahala haji dan umrah!
[6]. I’TIKAF
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam senantiasa i’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan di tahun terakhir sebelum wafatnya, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari terakhir bulan Ramadhan. [Hadits Riwayat Imam Bukhori]
I’tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan yaitu berdiam diri di masjid, tidak keluar dari masjid sampai malam Iedul Fithri dengan melaksanakan berbagai amal ketaatan kepada Allah seperti shalat wajib berjamaah, shalat sunat, memperbanyak berdoa, berdzikir, beristighfar, bertobat, membaca Al-Qur’an Al-Karim dan amal sholih lainnya.
[7]. UMRAH DI BULAN RAMADHAN
Umrah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang amat besar, bahkan sama dengan pahala haji. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artinya : Umrah di bulan Ramadhan menyamai haji atau haji bersamaku” [Hadits Riwayat Imam Bukhori]
Tetapi wajib diketahui, meskipun umrah di bulan Ramadhan berpahala menyamai haji, tetapi ia tidak bisa menggugurkan kewajiban haji bagi orang wajib melakukannya.
Demikian pula halnya shalat di Masjidil Haram di Mekah dan shalat di Masjid Nabawi di Madinah pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita untuk dapat umrah di bulan Ramadhan, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[8]. MENCARI LAILATUL QADAR
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
”Artinya : Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qodar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” [Al-Qodr: 1-5]
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artinya : Barang siapa yang mendirikan qiyamu lail pada saat Lailatul Qodar karena iman dan mengaharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. [Hadits Riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim]
Adapun qiyamu lail yang dimaksud adalah menghidupkan malam tersebut dengan shalat tarawih, membaca Al -Qur’an Al-Karim, berdoa, berdzikir, beristighfar dan bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam senantiasa berusaha kuat untuk mendapatkan malam lailatul qodar. Beliau memerintahkan para shahabatnya untuk mendapatkan malam lailatul qodar. Beliau pun membangunkan keluarganya pada malam-malam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan harapan agar mendapatkan malam lailatul qodar. Malam lailatul qodar terjadi pada suatu malam diantara malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Ummul Mukminin, Aisyah, semoga Allah meridloinya, pernah bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam : Wahai Rasulullah, bila aku mendapati malam lailatul qodar, doa apakah yang sebaiknya saya baca? Maka Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Bacalah
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibul al-afwa fa’ fu ‘anniy” :
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, dan suka untuk memberi ampunan, maka ampunilah aku ”
[Hadits Riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi dan dishahihkannya]
9]. MEMEPERBANYAK DZIKIR, DO’A DAN ISTIGHFAR
Saudaraku muslim dan muslimah...
Siang dan malam hari di bulan Ramadhan adalah waktu yang memiliki keutamaan, maka isilah dengan memperbanyak dzikir, doa, istighfar, khususnya di waktu-waktu tertentu dikabulkannya doa, antara lain yaitu:
[a]. Saat berbuka puasa. Bagi orang yang berpuasa ketika berbuka puasa memiliki doa yang tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
[b]. Sepertiga malam yang terakhir, saat Allah Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia.
[c]. Beristighfar di waktu sahur. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
”Artinya : Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” [Adz- Dzariyat: 18]
[d]. Mencari suatu saat dikabulkannya doa di hari Jum’at, yaitu di suatu waktu antara ashar dan maghrib di hari Jum’at.
Saudaraku muslim dan muslimah...
Ada beberapa perbuatan yang harus kita tinggalkan atau jauhi baik di luar Ramadhan, terlebih lagi di bulan Ramadhan, diantaranya:
[1]. Menjadikan malam seperti siang dan menjadikan siang seperti malam. Maksudnya di malam hari dihabiskan untuk bergadang, mengobrol, menonton TV atau perbuatan sia-sia lainnya. Sementara di siang hari dihabiskan untuk tidur.
[2]. Tidur di sebagian waktu shalat wajib.
[3]. Berlebih-lebihan dalam makanan dan minuman
[4]. Terlalu dini makan sahur, lalu tertidur saat waktu shalat shubuh sehingga tidak shalat shubuh berjama’ah di masjid.
[5]. Berbohong dan berbuat perbuatan sia-sia diantaranya bermain petasan atau lainnya.
[6]. Menyia-nyiakan waktu
[7]. Berkumpul bersama teman-teman untuk kegiatan yang sia-sia, menggunjing, gosip dan semisalnya
[8]. Kaum wanita menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memasak makanan.
Tidak diragukan lagi bahwa balasan yang sangat agung tersebut tidaklah diberikan kepada orang yang sekedar meninggalkan makanan atau minuman saja! Akan tetapi hanya sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam :
”Artinya : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan keji serta amal perbuatan keji, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membutuhkan puasanya yang sekedar meninggalkan makanan dan minuman” [Hadits Riwayat Imam Bukhari]
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda.
”Artinya : Puasa itu perisai, maka apabila seseorang berpuasa, hendaklah dia tidak berbuat rofats (perbuatan yang menjurus kepada hubungan seksual), tidak berbuat kefasikan, tidak berbuat suatu kebodohan. Apabila seseorang mencaci makinya, hendaklah dia mengatakan: Saya sedang berpuasa!” [Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim]
Saudaraku muslim dan muslimah...
Bila Anda berpuasa, maka hendaknya puasa pula pendengaran, penglihatan dan lisan Anda, serta berpuasalah seluruh anggota tubuh Anda! Janganlah keadaan Anda saat berpuasa sama dengan keadaan Anda ketika tidak berpuasa!
[2]. QIYAMU RAMADHAN YAITU SHALAT TARAWIH
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
”Artinya : Barang siapa yang mendirikan Qiyamu Ramadhan dengan penuh keimanan dan berharap pahala Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
[ Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim]
Ada sebuah peringatan penting, yaitu hendaknya kita menyempurnakan shalat tarawih berjama’ah di masjid bersama imam shalat, agar kita dicatat sebagai orang-orang yang mendirikan qiyamu Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam :
”Artinya : Barang siapa yang mendirikan qiyamu Ramadhan bersama Imamnya sampai selesai, maka dicatat baginya pahala Qiyamu Ramadhan semalam penuh’ [ Hadits Riwayat Ahlus Sunan]
[3]. BERSEDEKAH
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artiya : Seutama-utama sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Tirmidzi].
Diantara bentuk-bentuk sedekah di bulan Ramadhan adalah:
[a]. Memberi makanan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
”Artinya : Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan dia memberi balasan kepada mereka Karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera”. [Al-Insan : 8 – 12]
Sesungguhnya salafus shalih (generasi pendahulu umat Islam yang shalih] amat bersemangat untuk memberikan makanan baik kepada yang membutuhkan atau kepada teman yang shalih, melebihi semangat menjalankan amal yang lainnya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artinya : Seorang mukmin yang memberikan mukmin yang lapar maka kelak Allah akan memberi makan kepadanya dari buah-buahan surga, dan barang siapa yang memberi minum seorang mukmin, maka kelak Allah akan memberi air minum dari surga” [Hadit Hasan Riwayat Tirmidzi].
Sebagian salafus shalih ada yang memberikan makanan kepada saudara-saudaranya kaum muslimin, padahal dia sendiri berpuasa, mereka tidak sekedar memberi makanan, tetapi juga turut duduk sambil berkhidmat (melayani) kebutuhan mereka.
[b]. Memberi Makan Orang Berbuka Puasa
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam bersabda:
”Artinya : Barang siapa yang memberi makan orang yang berbuka puasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang berpuasa tadi.” [Hadits Riwayat Imam Ahmad, An Nasa’i dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]
[4]. BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM MEMBACA AL-QUR’AN AL-KARIM, MEMPELAJARI TAFSIRNYA DAN MEMAHAMINYA
Saudaraku muslim dan muslimah...
Bersungguh-sungguhlah dalam membaca Al Qur’an Al- Karim. Bacalah dengan penuh tadabur dan kekhusyuan. Sesungguhnya salafus sholih, semoga Allah merahmati mereka, benar-benar tersentuh hatinya dan terpengaruh dengan Al Qur’an Al-Karim. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Baihaqi dari sahabat Abu Hurairoh, semoga Allah meridloinya, beliau berkata: ”Ketika turun ayat Al Qur’an :
”Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?” [An-Najm : 59-60]
Ahlus Sufah (para shahabat Nabi yang tinggal di Masjid Nabawi) menangis, berlinang air matanya. Ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam mendengarnya, maka beliau pun turut menangis. Kami (para shahabat Nabi) pun menangis karenanya. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: ”Tidak akan disentuh api neraka, orang yang menangis karena takut kepada Allah”.
[5]. TETAP DUDUK DI MASJID SETELAH SHALAT SHUBUH BERJAMA’AH SAMPAI TERBIT MATAHARI
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam senantiasa duduk di tempatnya setelah shalat shubuh sampai terbit matahari.
[Hadits Riwayat Imam Muslim]
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artinya : Barang siapa yang shalat subuh berjama’ah lalu tetap duduk setelahnya, berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, lalu dia sholat dua raka’at maka dia mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna”
[Hadits Riwayat Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]
Saudaraku muslim dan muslimah...
Besarnya pahala yang Allah berikan atas amalan tersebut adalah amal yang dilakukan di hari-hari biasa, maka apalagi seandainya amal tersebut dikerjakan di bulan Ramadhan?
Marilah kita shalat shubuh berjama’ah di masjid, lalu setelahnya membaca dzikir atau wirid sesudah shalat, lalu membaca dzikir pagi dan sore yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, atau membaca Al-Qur’an Al-Karim sampai terbit matahari, lalu setelah terbit matahari, shalat sunat dua raka’at. Sungguh Allah telah menjanjikan pahala yang besar, seperti pahala haji dan umrah!
[6]. I’TIKAF
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam senantiasa i’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan di tahun terakhir sebelum wafatnya, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari terakhir bulan Ramadhan. [Hadits Riwayat Imam Bukhori]
I’tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan yaitu berdiam diri di masjid, tidak keluar dari masjid sampai malam Iedul Fithri dengan melaksanakan berbagai amal ketaatan kepada Allah seperti shalat wajib berjamaah, shalat sunat, memperbanyak berdoa, berdzikir, beristighfar, bertobat, membaca Al-Qur’an Al-Karim dan amal sholih lainnya.
[7]. UMRAH DI BULAN RAMADHAN
Umrah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang amat besar, bahkan sama dengan pahala haji. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artinya : Umrah di bulan Ramadhan menyamai haji atau haji bersamaku” [Hadits Riwayat Imam Bukhori]
Tetapi wajib diketahui, meskipun umrah di bulan Ramadhan berpahala menyamai haji, tetapi ia tidak bisa menggugurkan kewajiban haji bagi orang wajib melakukannya.
Demikian pula halnya shalat di Masjidil Haram di Mekah dan shalat di Masjid Nabawi di Madinah pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita untuk dapat umrah di bulan Ramadhan, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[8]. MENCARI LAILATUL QADAR
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
”Artinya : Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qodar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” [Al-Qodr: 1-5]
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
”Artinya : Barang siapa yang mendirikan qiyamu lail pada saat Lailatul Qodar karena iman dan mengaharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. [Hadits Riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim]
Adapun qiyamu lail yang dimaksud adalah menghidupkan malam tersebut dengan shalat tarawih, membaca Al -Qur’an Al-Karim, berdoa, berdzikir, beristighfar dan bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam senantiasa berusaha kuat untuk mendapatkan malam lailatul qodar. Beliau memerintahkan para shahabatnya untuk mendapatkan malam lailatul qodar. Beliau pun membangunkan keluarganya pada malam-malam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan harapan agar mendapatkan malam lailatul qodar. Malam lailatul qodar terjadi pada suatu malam diantara malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Ummul Mukminin, Aisyah, semoga Allah meridloinya, pernah bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam : Wahai Rasulullah, bila aku mendapati malam lailatul qodar, doa apakah yang sebaiknya saya baca? Maka Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Bacalah
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibul al-afwa fa’ fu ‘anniy” :
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, dan suka untuk memberi ampunan, maka ampunilah aku ”
[Hadits Riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi dan dishahihkannya]
9]. MEMEPERBANYAK DZIKIR, DO’A DAN ISTIGHFAR
Saudaraku muslim dan muslimah...
Siang dan malam hari di bulan Ramadhan adalah waktu yang memiliki keutamaan, maka isilah dengan memperbanyak dzikir, doa, istighfar, khususnya di waktu-waktu tertentu dikabulkannya doa, antara lain yaitu:
[a]. Saat berbuka puasa. Bagi orang yang berpuasa ketika berbuka puasa memiliki doa yang tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
[b]. Sepertiga malam yang terakhir, saat Allah Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia.
[c]. Beristighfar di waktu sahur. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
”Artinya : Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” [Adz- Dzariyat: 18]
[d]. Mencari suatu saat dikabulkannya doa di hari Jum’at, yaitu di suatu waktu antara ashar dan maghrib di hari Jum’at.
Saudaraku muslim dan muslimah...
Ada beberapa perbuatan yang harus kita tinggalkan atau jauhi baik di luar Ramadhan, terlebih lagi di bulan Ramadhan, diantaranya:
[1]. Menjadikan malam seperti siang dan menjadikan siang seperti malam. Maksudnya di malam hari dihabiskan untuk bergadang, mengobrol, menonton TV atau perbuatan sia-sia lainnya. Sementara di siang hari dihabiskan untuk tidur.
[2]. Tidur di sebagian waktu shalat wajib.
[3]. Berlebih-lebihan dalam makanan dan minuman
[4]. Terlalu dini makan sahur, lalu tertidur saat waktu shalat shubuh sehingga tidak shalat shubuh berjama’ah di masjid.
[5]. Berbohong dan berbuat perbuatan sia-sia diantaranya bermain petasan atau lainnya.
[6]. Menyia-nyiakan waktu
[7]. Berkumpul bersama teman-teman untuk kegiatan yang sia-sia, menggunjing, gosip dan semisalnya
[8]. Kaum wanita menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memasak makanan.
Saudaraku muslim dan muslimah...
Ketahuilah bahwa hal yang tak kalah pentingnya adalah ikhlas! Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan dahaga! Betapa banyak orang yang mendirikan shalat tarawih tidak mendapatkan apa-apa selain cape dan letih! Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari hal demikian. Oleh karena itu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam menekankan dalam banyak sabdanya : ” Dengan keimanan dan mengharap pahala Allah”. Kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menganugerahkan keikhlasan dalam ucapan, amalan kita, baik ketika sendirian maupun bersama orang banyak. Ya Allah, kabulkan permohonan kami ini.
Saudaraku muslim dan muslimah...
Perhatikanlah nikmat usia dan kesehatan yang Allah karuniakan kepada kita! Sungguh umur kita terbatas! Pernakah Anda berfikir, mana orang-orang yang tahun lalu berpuasa Ramadhan bersama kita? Kemanakah orang-orang yang tahun lalu shalat tarawih bersama kita? Sebagian mereka ada yang sudah dijemput oleh malaikat maut! Sebagian lagi terbaring sakit! Sehingga mereka tidak kuat berpuasa dan shalat tarawih. Maka pujilah Allah! Bersyukurlah kepada Allah, wahai Saudaraku!
Berbekalah mulai sekarang juga! Sungguh, sebaik-baik bekal adalah taqwa!
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kesempatan untuk berpuasa Ramadhan dan mendirikan Qiyamu Ramadhan, dan jadikanlah kami di bulan Ramadhan orang-orang yang diterima amalan-amalannya dan jadikanlah kami di bulan Ramadhan orang-orang yang dibebaskan dari api neraka. Amin.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya. Akhir doa kami adalah Alhamdulillahi rabbil ’alamin.
Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
[Diterjemahkan (dengan penyesuaian) dari buletin ”Risalah Syahri Ramadhan” karya Kholid bin Abdullah Al Hamudiy oleh Bukit Adhinugraha, Bogor 16 Sya’ban 1428 Hijriyah]
Ketahuilah bahwa hal yang tak kalah pentingnya adalah ikhlas! Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan dahaga! Betapa banyak orang yang mendirikan shalat tarawih tidak mendapatkan apa-apa selain cape dan letih! Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari hal demikian. Oleh karena itu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam menekankan dalam banyak sabdanya : ” Dengan keimanan dan mengharap pahala Allah”. Kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menganugerahkan keikhlasan dalam ucapan, amalan kita, baik ketika sendirian maupun bersama orang banyak. Ya Allah, kabulkan permohonan kami ini.
Saudaraku muslim dan muslimah...
Perhatikanlah nikmat usia dan kesehatan yang Allah karuniakan kepada kita! Sungguh umur kita terbatas! Pernakah Anda berfikir, mana orang-orang yang tahun lalu berpuasa Ramadhan bersama kita? Kemanakah orang-orang yang tahun lalu shalat tarawih bersama kita? Sebagian mereka ada yang sudah dijemput oleh malaikat maut! Sebagian lagi terbaring sakit! Sehingga mereka tidak kuat berpuasa dan shalat tarawih. Maka pujilah Allah! Bersyukurlah kepada Allah, wahai Saudaraku!
Berbekalah mulai sekarang juga! Sungguh, sebaik-baik bekal adalah taqwa!
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kesempatan untuk berpuasa Ramadhan dan mendirikan Qiyamu Ramadhan, dan jadikanlah kami di bulan Ramadhan orang-orang yang diterima amalan-amalannya dan jadikanlah kami di bulan Ramadhan orang-orang yang dibebaskan dari api neraka. Amin.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya. Akhir doa kami adalah Alhamdulillahi rabbil ’alamin.
Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
[Diterjemahkan (dengan penyesuaian) dari buletin ”Risalah Syahri Ramadhan” karya Kholid bin Abdullah Al Hamudiy oleh Bukit Adhinugraha, Bogor 16 Sya’ban 1428 Hijriyah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar