1. Pikirkanlah dahulu isi pembicaraan sebelum mengeluarkan posting. Postingan sebaiknya selalu di dalam hal kebaikan atau bermanfaat, bukan berisikan omongan yang SIA-SIA
Allah berfirman yang artinya,
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia"
(An-Nisa: 114)
Rasulullah shollallahu wa sallam bersabda :
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam" (Riwayat Bukhori dan Muslim)
2. Dilarang keras menghina Alloh, Agama-Nya (termasuk syari'at-syari'at didalamnya), Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rosul-Nya dan segala hal yang berhubungan dengan diin ini, walaupun hanya sebatas bercanda.
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:"Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah:"Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?". * Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS. at_Taubah:65-66)
3. Berbicara (dalam perkara agama) harus BERLANDASKAN ILMU
Dan sabda Rasulullah ( ﷺ): “Barang siapa berbicara tentang al Qur’an dengan akal-nya atau tidak dengan ilmu, maka hendaklah ia menyiapkan tempatnya di neraka”
(Hadist seperti ini ada dari 2 jalan, yaitu Ibnu Abas dan Jundub. Lihat Tafsir Qur’an yang diberi mukaddimah oleh Syeikh Abdul Qadir Al-Arnauth hal. 6, Tafsir Ibnu Katsir dalam Mukaddimah hal. 13, Jami’ As-Shahih Sunan Tirmidzi jilid 5 hal.183 no. 2950 dan Tuhfatul Ahwadzi jilid 8 hal. 277).
4. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna.
Rasulullah shollallahu wa sallam bersabda :
"Termasuk baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya"
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
5. Bicaralah hanya secukupnya dan sesuai topik pembicaraan.
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar. Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar"
(HR. Muslim).
6. Hindarilah perdebatan dan saling membantah.
Sekalipun berada di pihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Aku menjadi penjamin sebuah istana di taman Surga bagi siapa saja yang menghindari perdebatan sekalipun ia benar; dan penjamin istana di tengah-tengah Surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda."
(HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
7. Hindarilah perkataan jorok (keji).
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda,
Bukankah seorang mukmin (jika ia) pencela, pengutuk atau yang keji pembicaraan-nya.
(HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
8. Hindari prasangka-prasangka buruk
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka , karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(QS Al-Hujurat:12)
9. Hindari sikap memaksakan diri dan banyak omong di dalam berbicara.
Hadits Jabir radhiallahu anhu menyebutkan,
"Sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari Kiamat kelak adalah orang yang BANYAK BICARA, orang yang BERPURA-PURA FASIH dan ORANG-ORANG MUTAFAIHIQUN". Para shahabat bertanya,"Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun?" Nabi menjawab, "Orang-orang yang sombong".
(HR. At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).
10. Hindari ghibah (menggunjing) dan fitnah (berita bohong
Sesuai dengan hadith dibawah ini:
Dari Abu Daud : Nabi( ﷺ) bersabda : "Tahukah kamu apa ghibah itu ? Jawab sahabat : Allahu warasuluhu a'lam (Allah dan Rasulullah yang lebih tahu)
Kemudian Nabi ( ﷺ) bersabda: Menceritakan hal saudaramu yang ia tidak suka diceritakan pada orang lain. Lalu Sahabat bertanya: Bagaimana jika memang benar sedemikian keadaan saudaraku itu ?
Jawab Nabi ( ﷺ): "Jika benar yang kau ceritakan itu, maka itulah ghibah, tetapi jika tidak benar ceritamu itu, maka itu disebut buhtan (tuduhan palsu,fitnah) dan itu lebih besar dosanya".
(HR. Muslim)
11.Hindari perkataan kasar, dan ucapan yang menyakitkan perasaan serta tidak mencari-cari kesalahan dari kekeliruan pembicaraan orang lain.
Karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan.Seperti: Mengafirkan, menuduh fasik, menuduh ahlul-bid'ah (padahal bisa saja dia tidak mengetahui kebid'ahan yang dilakukannya), memvonis celaka dan sumpah palsu.
12. Hindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berposting
Allah berfirman yang artinya,
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita(mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita(yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan)"
(Al-Hujurat: 11)
13. Jangan bersumpah selain dengan nama Allah
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra, bahwasanya Rasulullah bertemu dengan‘Umar bin al-Khaththab ra yang sedang berjalan bersama rombongan, beliau mendengarnya bersumpah atas nama ayahnya. Rasulullah bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian. Barangsiapa bersumpah,hendaklah ia bersumpah dengan nama Allah atau sebaiknya ia diam."
(HR. Bukhari : 6646 dan Muslim : 1646)
14. Jangan mencaci dan menyalahkan masa, terutama kepada kaum muslimin
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah ., bahwa beliau bersabda (artinya), "Allah azza wa jalla berfirman, 'Ibnu Adam telah menyakiti-Ku! Mereka berkata,'Duhai sialnya masa!' Janganlah mengatakan: 'Duhai sialnya masa,' sebab Aku-lah Pencipta masa, Aku-lah yang membolak-balikkan siang dan malam.Sekiranya Aku berkehendak, niscaya Aku akan menggenggam keduanya (yakni menahan siang dan malam)!'"
(HR Bukhari [4826] dan Muslim [2246])Dalam riwayat lain disebutkan, "Mereka memaki masa.")
15.Menghindari dusta
Berdasarkan hadits Rasulullah ( ﷺ) : “Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat.”
(HR Bukhari)
16. Menghindari banyak bercanda
Berdasarkan hadits Rasulullah ( ﷺ):
“Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi ALLAH (سبحانه وتعالى) di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.”
(HR Bukhari)
"Binasalah orang yang berbicara untuk membuat orang-orang tertawa dengan ucapannya, lalu dia berdusta. Binasalah dia, binasalah dia!"
(HR. At-Tirmidzi no. 2315, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)
17. Menghindari menceritakan aib orang
Berdasarkan QS. Al-Hujurat ayat 11-12, juga dalam hadits nabi (ﷺ): “Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.”
(HR Abu Daud dan Tirmidzi)
18. Tidak memanggil dengan panggilan yang buruk
"dan janganlah melakukan tanabuz (memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan). seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim". (QS. Al-Hujuraat: 11)
19. Tidak mengadu domba
Dalam sebuah hadits marfu’ yang diriwayatkan Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu disebutkan,
“Tidak akan masuk surga bagi Al Qattat (tukang adu domba).” (HR. Al Bukhori)
Allah berfirman yang artinya,
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia"
(An-Nisa: 114)
Rasulullah shollallahu wa sallam bersabda :
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam" (Riwayat Bukhori dan Muslim)
2. Dilarang keras menghina Alloh, Agama-Nya (termasuk syari'at-syari'at didalamnya), Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rosul-Nya dan segala hal yang berhubungan dengan diin ini, walaupun hanya sebatas bercanda.
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:"Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah:"Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?". * Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS. at_Taubah:65-66)
3. Berbicara (dalam perkara agama) harus BERLANDASKAN ILMU
Dan sabda Rasulullah ( ﷺ): “Barang siapa berbicara tentang al Qur’an dengan akal-nya atau tidak dengan ilmu, maka hendaklah ia menyiapkan tempatnya di neraka”
(Hadist seperti ini ada dari 2 jalan, yaitu Ibnu Abas dan Jundub. Lihat Tafsir Qur’an yang diberi mukaddimah oleh Syeikh Abdul Qadir Al-Arnauth hal. 6, Tafsir Ibnu Katsir dalam Mukaddimah hal. 13, Jami’ As-Shahih Sunan Tirmidzi jilid 5 hal.183 no. 2950 dan Tuhfatul Ahwadzi jilid 8 hal. 277).
4. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna.
Rasulullah shollallahu wa sallam bersabda :
"Termasuk baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya"
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
5. Bicaralah hanya secukupnya dan sesuai topik pembicaraan.
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar. Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar"
(HR. Muslim).
6. Hindarilah perdebatan dan saling membantah.
Sekalipun berada di pihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Aku menjadi penjamin sebuah istana di taman Surga bagi siapa saja yang menghindari perdebatan sekalipun ia benar; dan penjamin istana di tengah-tengah Surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda."
(HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
7. Hindarilah perkataan jorok (keji).
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda,
Bukankah seorang mukmin (jika ia) pencela, pengutuk atau yang keji pembicaraan-nya.
(HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
8. Hindari prasangka-prasangka buruk
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka , karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(QS Al-Hujurat:12)
9. Hindari sikap memaksakan diri dan banyak omong di dalam berbicara.
Hadits Jabir radhiallahu anhu menyebutkan,
"Sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari Kiamat kelak adalah orang yang BANYAK BICARA, orang yang BERPURA-PURA FASIH dan ORANG-ORANG MUTAFAIHIQUN". Para shahabat bertanya,"Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun?" Nabi menjawab, "Orang-orang yang sombong".
(HR. At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).
10. Hindari ghibah (menggunjing) dan fitnah (berita bohong
Sesuai dengan hadith dibawah ini:
Dari Abu Daud : Nabi( ﷺ) bersabda : "Tahukah kamu apa ghibah itu ? Jawab sahabat : Allahu warasuluhu a'lam (Allah dan Rasulullah yang lebih tahu)
Kemudian Nabi ( ﷺ) bersabda: Menceritakan hal saudaramu yang ia tidak suka diceritakan pada orang lain. Lalu Sahabat bertanya: Bagaimana jika memang benar sedemikian keadaan saudaraku itu ?
Jawab Nabi ( ﷺ): "Jika benar yang kau ceritakan itu, maka itulah ghibah, tetapi jika tidak benar ceritamu itu, maka itu disebut buhtan (tuduhan palsu,fitnah) dan itu lebih besar dosanya".
(HR. Muslim)
11.Hindari perkataan kasar, dan ucapan yang menyakitkan perasaan serta tidak mencari-cari kesalahan dari kekeliruan pembicaraan orang lain.
Karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan.Seperti: Mengafirkan, menuduh fasik, menuduh ahlul-bid'ah (padahal bisa saja dia tidak mengetahui kebid'ahan yang dilakukannya), memvonis celaka dan sumpah palsu.
12. Hindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berposting
Allah berfirman yang artinya,
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita(mengolok-olo
(Al-Hujurat: 11)
13. Jangan bersumpah selain dengan nama Allah
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra, bahwasanya Rasulullah bertemu dengan‘Umar bin al-Khaththab ra yang sedang berjalan bersama rombongan, beliau mendengarnya bersumpah atas nama ayahnya. Rasulullah bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian. Barangsiapa bersumpah,hendaklah ia bersumpah dengan nama Allah atau sebaiknya ia diam."
(HR. Bukhari : 6646 dan Muslim : 1646)
14. Jangan mencaci dan menyalahkan masa, terutama kepada kaum muslimin
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah ., bahwa beliau bersabda (artinya), "Allah azza wa jalla berfirman, 'Ibnu Adam telah menyakiti-Ku! Mereka berkata,'Duhai sialnya masa!' Janganlah mengatakan: 'Duhai sialnya masa,' sebab Aku-lah Pencipta masa, Aku-lah yang membolak-balikkan siang dan malam.Sekiranya Aku berkehendak, niscaya Aku akan menggenggam keduanya (yakni menahan siang dan malam)!'"
(HR Bukhari [4826] dan Muslim [2246])Dalam riwayat lain disebutkan, "Mereka memaki masa.")
15.Menghindari dusta
Berdasarkan hadits Rasulullah ( ﷺ) : “Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat.”
(HR Bukhari)
16. Menghindari banyak bercanda
Berdasarkan hadits Rasulullah ( ﷺ):
“Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi ALLAH (سبحانه وتعالى) di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.”
(HR Bukhari)
"Binasalah orang yang berbicara untuk membuat orang-orang tertawa dengan ucapannya, lalu dia berdusta. Binasalah dia, binasalah dia!"
(HR. At-Tirmidzi no. 2315, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)
17. Menghindari menceritakan aib orang
Berdasarkan QS. Al-Hujurat ayat 11-12, juga dalam hadits nabi (ﷺ): “Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.”
(HR Abu Daud dan Tirmidzi)
18. Tidak memanggil dengan panggilan yang buruk
"dan janganlah melakukan tanabuz (memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan). seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim". (QS. Al-Hujuraat: 11)
19. Tidak mengadu domba
Dalam sebuah hadits marfu’ yang diriwayatkan Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu disebutkan,
“Tidak akan masuk surga bagi Al Qattat (tukang adu domba).” (HR. Al Bukhori)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar