Jadwal Sholat

Waktu Sholat untuk 6 Juta Kota Sedunia
Country:
Silahkan baca semoga ada manfaatnya, terima kasih. Semoga Bermanfaat

Minggu, 19 Juli 2009

Sahabat dan Tabi’in Berhujjah dengan Manhaj Salaf (Sahabat)”


”Sahabat dan Tabi’in Berhujjah dengan Manhaj Salaf (Sahabat)”

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh, Barakallahu fiika (semoga Allah merahmati mu)
Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Shalawat dan Salam atas nabi terakhir Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam, keluarganya dan para shahabatnya.

Amma Ba'du, (adapun selanjutnya)
Ini adalah penerapan dari Tiga Pondasi Dasar yang telah kita pelajari. Dan ini adalah penerapan kaidah yang kami sebutkan yaitu ”Mengikuti Al-Quran, As-Sunnah dan Mengikuti Sahabat.” dan ini adalah penjelasan atau penyempurna dan inilah bukti yang kuat, bahwa para Ulama tidaklah membuat hal ini tanpa dasar dari para Sahabat tetapi hal ini sudah dipraktekkan sendiri oleh Para Sahabat Radhiyallahu’anhu ajmain. Diantara Sahabat yang berhujjah dengan Manhaj Sahabat adalah Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu, Abdullah bin Abbas Radhiyallahu’anhu dan ini diikuti oleh orang – orang setelah generasi para sahabat. Dan sampai kepada kita sekarang ini. Kami cukuplah membawakan tetang Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu.

Mari kita lihat atsar yang dinukil oleh al-Muhaddits (Ahli Hadits) al-Allamah asy-Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali hafizhullah, atsar ini tercantum didalam kitab Syaikh yang berjudul ”Limadza Ikhtartu Al-Manhaj As-Salafy, hal 160 - 162” dan Kitab Syaikh yang berjudul ”Al-Bid’ah wa Atsaruha as-Sayi’ fi Al-Ummah hal 29 -33, cet-III”

Riwayat Atsar nya sebagai berikut
Dari ‘Amr bin Salamah, beliau berkata : “Kami duduk – duduk didepan rumah Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu sebelum Zuhur. Jika dia (Abdullah bin Mas’ud) keluar, kami akan berjalan bersamanya ke Masjid. Lalu datanglah Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu'anhu seraya berkata : “Apakah Abu Abdurrahman (nama kunyah Abdullah bin Mas’ud yaitu Abu Abdurrahman) telah keluar menemui kalian?”

Kami menjawab : “Belum”, Lalu beliau (Abu Musa) duduk bersama kami sampai Abdullah bin Mas’ud keluar. Ketika keluar, kami semua menemuinya. Kemudian Abu Musa al-Asy’ari berkata kepadanya : “Wahai Abu Abdurrahman (Abdullah bin Mas’ud), saya telah melihat di masjid tadi satu hal yang saya anggap mungkar dan saya tidak memandangnya –Alhamdulillah- kecuali kebaikkan.”
Beliau (Abdullah bin Mas’ud) bertanya : “Apa itu?”
Abu Musa menjawab : “Jika engkau hidup niscaya akan melihatnya, aku telah melihat di masjid suatu kaum terbagi beberapa halaqah (kelompok yg melingkaran), mereka duduk menanti shalat. Pada setiap halaqah (kelompok) ada seorang yang memimpin, dan ditangan – tangan mereka ada batu kerikil. Setiap pemimpin halaqah berkata : “Bertakbirlah seratus kali” Maka mereka bertakbir seratus kali. Pemimpin halaqah berkata lagi : “Bertahlillah seratus kali” Merekapun bertahlil seratus kali. Kemudian sang pemimpin berkata lagi : “Bertasbihlah seratus kali” Maka mereka bertasbih seratus kali”
Abdullah bin Mas’ud bertanya kepada Abu Musa : “Apa yang engkau katakan kepada mereka?”
Abu Musa berkata : “Saya tidak mengatakan apapun kepada mereka, karena mengunggu perintah mu.”
Abdullah bin Mas’ud berkata (dengan keras) : “Mengapa tidak kamu perintahkan supaya mereka menghitung kejelekan mereka? Aku jamin tidak akan ada kebaikkan mereka yang hilang.”
Kemudian beliau (Abdullah bin Mas’ud) berjalan. Kamipun berjalan mengikutinya sampai beliau mendatangi satu halaqah (dzikir) diantara halaqah – halaqah itu. Beliau berdiri dihadapan mereka seraya berkata : “Apa ini yang kalian lakukan?”
Mereka menjawab : “Wahai Abu Abdurrahman (Abdullah bin Mas’ud) batu kerikil yang kami pakai untuk menghitung tahlil dan tasbih”
Abdullah bin Mas’ud berkata : “Harusnya, hitunglah kejelekan – kejelekan kalian! Aku jamin tidak ada satupun kebaikkan kalian yang akan hilang. Celakalah kalian wahai umat Muhammad, alangkah cepatnya kalian binasa. (perhatikan perkataan ini) para Sahabat Nabi masih banyak yang hidup!! Dan ini pakaian Nabi belum rusak, bejananya belum hancur! Demi Allah, Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, apakah sesungguhnya kalian berada dalam suatu agama yang lebih baik dari agama Muhammad atau kalian pembuka pintu kesesatan?”
Mereka berkata : “Demi Allah, wahai Abu Abdurrahman (Abdullah bin Mas’ud), kami tidak menginginkan apa – apa kecuali kebaikkan.”
Maka Abdullah bin Mas’ud menjawab : “Berapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tetapi tidak mendapatkannya. Sungguh Rasulullah Shallallahu'alahi wa Sallam telah bersabda : “Sesungguhnya ada suatu kaum yang membaca al-Quran namun tidak melebihi tenggorokannya.” Demi Allah, saya tidak tahu, jangan – jangan kebanyakan kaum yang dimaksud oleh Rasulullah Shallallahu'alahi wa Sallam ini adalah kalian” Kemudian beliau meninggalkan mereka.
‘Amr bin Salamah selanjutnya berkata : “Ternyata aku lihat mayoritas anggota (yang mengikuti) halaqah – halaqah tersebut (kelak) bersama kaum Khawarij memerangi kami pada perang Nahrawan.”

Faidah – Faidah (Pelajaran) yang dapat diambil.
1. Asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly berkata : “Sesungguhnya mereka (orang yang berkelompok itu) tidak berbuat sebagaimana perbuatan para sahabat. Seandainya perbuatan mereka baik, seperti yang mereka sangka, tentu para Sahabat Nabi telah lebih dahulu melakukan nya. Oleh sebab itu, ketika para Sahabat tidak melakukan nya, berarti apa yang mereka lakukan adalah kesesatan.”

2. Ini menunjukkan bahwa Sahabat Abdullah bin Mas’ud, berhujjah dengan manhaj Sahabat. Karena tidak ada pembesar seorang sahabat pun yang duduk bersama mereka. Darimana kita dapat melihat, dari pertanyaan Abdullah bin Mas’ud kepada Sahabat Abu Musa,
Abdullah bin Mas’ud bertanya kepada Abu Musa : “Apa yang engkau katakan kepada mereka?” Abu Musa berkata : “Saya tidak mengatakan apapun kepada mereka, karena mengunggu perintah mu.”

Maka dari itu dengan tegas Abdullah bin Mas’ud berkata kepada mereka (orang berdzikir itu)

“Harusnya, hitunglah kejelekan – kejelekan kalian! Aku jamin tidak ada satupun kebaikkan kalian yang akan hilang. Celakalah kalian wahai umat Muhammad, alangkah cepatnya kalian binasa. (perhatikan perkataan ini) para Sahabat Nabi masih banyak yang hidup!! Dan ini pakaian Nabi belum rusak, bejananya belum hancur! Demi Allah, Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, apakah sesungguhnya kalian berada dalam suatu agama yang lebih baik dari agama Muhammad atau kalian pembuka pintu kesesatan?”

3. Tidak semua apa yang kita katakan itu baik menurut kita, baik pula menurut Allah dan Rasul-Nya. Ada didalam al-Quran, ada didalam Hadits tetapi mereka memahami nya tidak dengan pemahaman Sahabat maka itupun kesesatan, Sebagaimana perkataan Abdullah bin Mas’ud dan orang berdzikir itu.

Mereka berkata : “Demi Allah, wahai Abu Abdurrahman (Abdullah bin Mas’ud), kami tidak menginginkan apa – apa kecuali kebaikkan.”

Maka perhatikanlah apa yang dijawab oleh Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu
Maka Abdullah bin Mas’ud menjawab : “Berapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tetapi tidak mendapatkannya. Sungguh Rasulullah Shallallahu'alahi wa Sallam telah bersabda : “Sesungguhnya ada suatu kaum yang membaca al-Quran namun tidak melebihi tenggorokannya.” Demi Allah, saya tidak tahu, jangan – jangan kebanyakan kaum yang dimaksud oleh Rasulullah Shallallahu'alahi wa Sallam ini adalah kalian” Kemudian beliau (pergi) meninggalkan mereka.

Maka dari itu, ini adalah senjata seorang muslim, jika seseorang diajak untuk mengamalkan sesuatu maka tanyakanlah,

”Apakah ini ada didalam al-Quran...?
Apakah ini ada didalam as-Sunnah yang Shahih...?
Apakah ini pernah diamalkan para Sahabat...?”

Jika mereka tidak bisa menjawab pertanyaan ini. Maka berpalinglah karena Amal itu harus dengan Ilmu.

Katakanlah kepada mereka

”Lau Kaana Khairan Lasabakuunaa Ilaihi”
(Kalau sekiranya perbuat itu baik tentulah para Sahabat telah mendahului kita mengamalkan nya)

4. Orang yang keluar dari tiga pondasi ini (tidak mengikuti al-Quran, as-Sunnah dan Jalan nya Para Sahabat) maka tidak akan selamat. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Amr bin Salamah.

‘Amr bin Salamah selanjutnya berkata : “Ternyata aku lihat mayoritas anggota (yang mengikuti) halaqah – halaqah tersebut (kelak) bersama kaum Khawarij memerangi kami pada perang Nahrawan.”

Subhanallah, ini adalah kebenaran firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

”Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (Sahabat), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (Q.S An-Nisa’ ayat 115)

Lihatlah, orang yang mengikuti halaqah tadi akhirnya mereka tersesat dan mengikuti kesesatan dan mereka memerangi Para Sahabat Nabi. Allah tutup pintu hati mereka, Allah kunci pintu hati mereka karena mereka jauh dari tiga pondasi dasar ini, yaitu al-Quran, as-Sunnah dan mengikuti Manhaj Sahabat, baik didalam pemahaman, ilmu, amal dan dakwah. Sehingga mereka tertipu dengan diri mereka sendiri.

5. Berilmu terlebih dahulu sebelum berkata dan berbuat (beramal). Hal sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Bukhari didalam kitab shahihnya dan kita telah mempelajarinya pada buletin yang lalu

Sungguh amat besar apa yang kita pelajari ini, maka perhatikanlah. Wahai Saudara ku....!!! Bacalah tulisan ini berkali – kali supaya kalian bisa memahaminya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan kita semua diatas jalan yang haq ini. Wallahu’allam
سبحا نك الّلهمّ وبحمد ك , أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب
Selesai ditulis, Di Padang. Pada Malam Minggu, 26 Rajab 1430 H / 18 Juli 2009 H.
Penulis : فريما سفترا (Hamba Allah yang selalu mengharapkan ampunan dari Rabb-Nya)
Apabila ada penjelasan yang belum dapat dipahami mohon ditanyakan karena hal ini sangatlah pentingdan ini adalah masalah pokok agama, apabila ini salah maka salahlah cara beragama kita. Maka harap di tanyakan kepada kami. Supaya kami bisa menjawabnya. Apabila ada kesalahan maka kami mohon maaf dan harap disampaikan kesalahan dan letaknya, serta koreksian nya.

”Semoga Allah merahmati kita semua dan memasukkan kita semuanya kesurga nya” Amien, Segala puji hanya bagi Allah semata. Inilah akhir dari pembahasankan kita. dan Insa'Allah kita akan masuk keadalam pembahasan kitab fikih dan tauhid yang telah kami paparkan didepan

Daftar Pustaka,
1. Tafsir Al-Quran Al-Azhim karya Imam Ibnu Katsir
2. Manhaj Talaqqi Baina Ahlus Sunnah wal Jama’ah wal ahli Bid’ah karya Syaikh Ahmad bin Abdurrahman Ash-Shuyani.
3. Limadza Ikhtartu Al-Manhaj As-Salafy, karya Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilaly
4. Bashairu Dzawi asy-Asyarafi bi Syarhi Marwiyati Manhaj as-Salaf, karya Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilaly
5. Al-Wajiz fi Manhajis Salaf, karya Syaikh Abdul Qadir al-Arnaut
,

Tidak ada komentar:

islam Pictures, Images and Photos

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.





Semoga Allah mengampuni dosa dosa kita dan menunjuki jalan Kebenaran