Lahar dingin dari puncak Gunung Merapi yang bercampur aliran banjir lokal dari Kali Bebeng menyapu kawasan penambangan pasir di Kali Gendol, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Kamis (26/2) sekitar pukul 14.00. Akibatnya dua truk penambang terguling, satu truk terkubur material lahar dan empat truk lainnya terjebak.
Menurut keterangan warga dan sejumlah penambang di lokasi, hujan deras di puncak hingga lereng selatan Merapi mulai turun sekitar pukul 13.00. Belum sampai satu jam, dari relawan pemantau di Pos 1 Kaliadem melaporkan adanya aliran lahar.
Ratusan penambang dan puluhan truk angkut pun bergegas antre keluar dari lokasi penambangan pasir Kali Gendol yang berada di Dusun Kaliadem dan Jambu, ke arah Kopeng. Sebanyak tujuh truk ditinggalkan begitu saja oleh sopirnya, karena sulit untuk dibawa keluar.
Akibatnya, truk dari Kecamatan Tempel dengan Nopol AB 9636 BN yang berada di daerah Tempuran, yakni pertemuan antara Kali Bebeng dan Kali Gendol di bawah Pos 1 Kaliadem terguling oleh kencangnya aliran lahar dingin yang membawa batu-batu besar, lumpur dan pasir.
Di bawahnya, di alur Kali gendol yang masuk Dusun Jambu, sebuah truk dengan Nopol H 1511 KE asal Ungaran, Jawa Tengah tidak dapat keluar karena sebagian badan kendaraan itu terkubur material. Lalu truk dengan Nopol AB 9081 HE asal Kecamatan Turi
yang paginya sudah mengalami kerusakan, terguling oleh aliran lahar dingin.
Empat buah truk angkut lainnya, masing-masing dengan Nopol H 1854 TY, H 1446 KC, H 1545 SH dan AB 9636 BN, walaupun tidak rusak atau terkubur material, namun hingga berita ini diturunkan, masih terjebak di lokasi, sebab jalan keluarnya terputus aliran lahar. Pukul 15.00, aliran lahar mulai mengecil.
”Dinas Pengairan, Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam (P3BA) Sleman bersama Muspika Cangkringan, SAR Kaliurang serta relawan SKSB terus melakukan koordinasi. Saat ini sulit untuk melakukan evakuasi truk-truk yang terjebak, karena kondisi di lokasi serta cuaca yang masih mendung. Terpaksa besok (Jumat (27/2) hari ini) pagi baru diusahakan,” kata Kabid Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Sleman, Singgih Sudibyo SH, ketika dihubungi KR.
Terpisah, Kapolsek Cangkringan AKP Sumantoro mengatakan banjir lahar dingin terjadi sekitar satu jam lebih. ”Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa, karena para penambang langsung meninggalkan lokasi setelah mendengar bunyi alarm sebagai tanda datangnya banjir lahar dingin,” ujarnya.
Selama ini, lanjut Sumantoro, bersama petugas terkait pihaknya selalu mengingatkan bahaya melakukan penambangan di lokasi-lokasi tertentu. Namun demikian, sejumlah penambang diketahui tetap nekat, dengan berbagai alasan. ”Apa pun alasannya, kami tetap berharap para penambang juga memperhatikan keselamatan jiwa mereka saat menggali pasir,” pungkasnya.
sumber: Kedaulatan Rakyat
-
Archives
-
Blogroll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar