Ikhlash yaitu:
Hanya untuk Allah Swt semata ketika melakukan ibadah atau ketaatan lainnya.
Gampangnya ikhlas itu begini seperti halnya ketika seseorang itu kencing misalnya, ia tidak lagi memikirkan bahkan tidak memperdulikan kemana air kencingnya itu mengalir.
Artinya semua ketaatan yang ia persembahkan kepada Allah Swt, ia tidak pernah menyebutnya di depan orang lain, bahkan ia menyembunyikannya. Atau ia sama sekali tidak pernah mengisyaratkan di hadapan orang lain bahwa ia telah, sedang atau akan melakukan suatu ketaatan.
Ikhlas dalam hati sedangkan raga mengikuti Sunnah Nabi merupakan dua kekuatan yang dapat menjadikan amal soleh diterima di sisi Allah Swt.
Allah Swt berfirman:
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan penuh keikhlasan memurnikan ketaatan kepada-Nya …” (QS. Al-Bayyinah: 5)
“ Kecuali hamba-hamba-Mu yang Mukhlish (Ikhlas) di antara mereka.“(QS. Shaad: 83)
Fudhail Ibn Iyadh pernah berkata: “Seseorang yang berbuat amal soleh dan ikhlas namun ibadahnya salah, maka ibadahnya tidak diterima. Jika ibadahnya benar namun tidak ikhlas juga, maka ibadahnya pun ditolak.”
A. Bagaimana Agar Bisa Ikhlas
Ikhlas ini adanya dalam hati, ia tidak tampak dan keikhlasan itu dapat dicapai dengan beberapa cara antara lain:
Artinya ketika seseorang banyak belajar agama ia akan tahu apa yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist-hadist Nabi. Diantaranya akan mengetahui bagaimana ruginya jika tidak ikhlas ketika berbuat amal soleh. Pahalanya menguap, raganya capek namun tidak berbuah apa-apa.
Perolehan ikhlas itu bisa diraih dengan banyak latihan sacara kontinu.Seseorang yang jarang bersedekah dimungkinkan ia tidak ikhlas karena jarang ia lakukan. Namun ketika ia sering bersedekah sekali dalam seminggu misalnya, ia mungkin sekali bisa ikhlas namtinya ketika ia membiasakan diri dengan perbuatan itu. Contohnya seseorang yang terbiasa shalat sejak kecil, maka ketika beranjak dewasa atau berusia lanjut, ia dipastikan sudah ikhlash dalam shalatnya karena sudah terbiasa melakukannya.
Namun tidak mengapa ada perasaan ingin dipuji ketika pertama kali melakukan ketaatan, karena Ikhlas tidak mungkin diperoleh dengan isntan ketika itu juga. Dan jangan pula menjadi halangan untuk tidak melakukan ketaatan karena takut riya (ingin dipuji orang). Yang penting teruskan perbuatan itu secara berkala dan sambil berlatih untuk Ikhlash.
Salah satu cara agar Ikhlash itu berusaha tidak membicarakan perbuatan kita di depan orang lain, atau tidak mengisyaratkan bahwa kita sedang, atau akan melakukan ketaatan.
Orang yang sadar bahwa ia akan mati, pastilah ia akan berusaha banyak melakukan ketaatan. Dan ia pasti sadar bahwa amalannya itu hanya untuk Allah semata karena ia tahu bahwa amal tanpa ikhlas tidak akan berarti apa-apa.
B. Apa Kata Mereka Tentang ikhlas??
Ya’qub pernah mengatakan: “Orang yang ikhlas itu adalah yang bisa menyembunyikan semua kebaikannya seperti halnya ia menyembumyikan keburukannya.”
Artinya kita mungkin malu menyebutkan keburukan atau dosa yang pernah kita lakukan di hadapan orang lain. Dan rahasia pribadi ini akan kita pegang erat sampai kapanpun juga, Nah begitu pula dengan ketaatan, perasaan itu pula yang seharusnya kita pegang rapat.
Ayub Mengatakan: “Mengikhlaskan diri dalam satu perbuatan bagi seseorang itu lebih sulit dari pada mengerjakan pekerjaan itu.”
Artinya ikhlas itu ringan dan tidak terasa berat disbanding perbuatan raga yang diperbuatnya. Ternyata yang ringan dan mudah itulah penentu diterima atau tidaknya pekerjaan berat itu.
Ayo kita berlatih, berlatih dan terus berlatih melakukan kebaikan setiap detik, menit dan lakukan dalam kesehariaan kita, Agar kita menjadi Mukhlis, orang yang Ikhlas. Kalau sudah Ikhlas ketaatan sekecil apapun akan berbuah lebat kelak.
Ayo, ini untuk kita, anggaplah semua orang lebih baik dari kita, dan ini sebagai latihan bagi jiwa, jangan mengkritik orang sebagus apapaun ibadah kita. Yakinlah tangan dan mulut kita akan ada balasannya.
“Yaa, Allah hambaMu ini penuh lumpur dosa dan maksiat, penuh kesombongan, padahal aku sendiri sangat hina di hadapanMu. Ya Allah janganlah Kau tolak ketaatan ku yang sangat kecil ini. Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Penyanyang..Amiin.”
(Bersambung)
Wassalam Wr Wb
Kang Ackmanz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar