Bagaimana SOLUSI ISLAM mengajarkan hal itu semua? Bagaimana Rasulullah Saw sebagai Teladan Terbaik mengajarkan hal ini? Dan bagaimana Allah membimbing kita dengan mutiara ayat al-Qur’an-Nya? Nah di sini ada 10 solusi menjadi pribadi yang dicintai oleh semua orang:
- Ikhlas dan tulus dalam memberikan pujian.
- Ikhlas dan tulus menjadikan orang lain penting bagi anda
- Ikhlas dan tulus menjadi pendengar yang baik
- Ikhlas dan tulus dalam menyebut nama orang dengan tepat, baik dan menyenangkan.
- Ikhlas dan tulus untuk bersikap ramah
- Ikhlas dan tulus untuk menolong kesusahan orang lain.
- Ikhlas dan tulus untuk tidak mengkritik, mencela atau meremehkan orang lain.
- Ikhlas dan tulus menjadi pribadi yang asertif, tegas dan berprinsip.
- Ikhlas dan tulus berbuat yang terbaik.
- Ikhlas dan tulus untuk mencintai.
Penjelasan dan Aplikasinya:
1. Ikhlas dan tulus dalam memberikan pujian.
Pujian itu seperti air segar yang bening. Sejuk dan dingin yang bisa menawarkan rasa haus manusia akan penghargaan. Dan kalau Anda selalu siap membagikan air segar itu kepada orang lain, Anda berada pada posisi yang strategis untuk disukai oleh orang lain. Caranya? Bukalah mata lebar-lebar untuk selalu melihat sisi baik pada sikap dan perbuatan orang lain. Lalu pujilah dengan ikhlas dan tulus. Nabi Muhammad Saw memberikan pujian kepada Khadijah dengan Ummul Mukminin (Ibunya orang-orang mukmin), memuji A’isyah dengan Humairah (Wanita yang pipinya kemerah-merahan), memuji Abu Bakar dengan Ash-Shiddiq (Laki-Laki yang sangat jujur), memuji Imam ’Ali bin Abi Thalib dengan Karramallahu Wajhah (Yang wajahnya mulia karena banyak berwudhu’, bersujud dan bertemu dengan Allah), memuji Hamzah pamannya dengan Saifullah (Pedang Allah). Dan lain-lain. Beliau memuji sahabat-sahabtnya dengan tulus dan ikhlas semata-mata karena Allah.
2. Ikhlas dan tulus menjadikan orang lain penting bagi anda
Tunjukkanlah dengan sikap dan ucapan bahwa anda menganggap orang lain itu penting. Misalnya, jangan biarkan orang lain menunggu terlalu lama, katakanlah maaf bila salah, tepatilah janji, dan ucapkan terima kasih bila kita diberi. Nabi Muhammad Saw selalu menjadikan semua sahabat-sahabat-nya penting bagi beliau. Sehingga semua sahabat-sahabatnya sangat mencintainya.
3. Ikhlas dan tulus menjadi pendengar yang baik
Kalau bicara itu perak dan diam itu emas, maka pendengar yang baik lebih mulia dari keduanya. Pendengar yang baik adalah pribadi yang dibutuhkan dan disukai oleh semua orang. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk bicara, ajukan pertanyaan dan buat dia bergairah untuk terus bicara. Dengarkanlah dengan antusias, dan jangan menilai atau menasehatinya bila tidak diminta. Nabi Muhammad Saw adalah pendengar yang baik bagi keluarganya, sahabat-sahabatnya, beliau lebih banyak mendengarkan keluhan-keluhan dan sharing para sahabatnya dengan tulus dan ikhlas. Kemudian beliau memberikan solusinya.
4. Ikhlas dan tulus dalam menyebut nama orang dengan tepat, baik dan menyenangkan.
Nama adalah milik berharga yang bersifat sangat pribadi. Umumnya orang tidak suka bila namanya disebut secara salah atau sembarangan. Kalau ragu, tanyakanlah bagaimana melafalkan dan menulis namanya dengan benar. Misalnya, orang yang dipanggil Ahmad itu ditulisnya Ahmed, atau Mamad? Sementara bicara, sebutlah namanya sesering mungkin. Menyebut Ahmad lebih baik dibandingkan Anda. Pak Ahmad lebih enak kedengarannya daripada sekedar Bapak. Hal ini dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam memanggil sahabat-sahabatnya seperti: ”Wahai Abu Bakar, Wahai Umar bin Khattab, Wahai Utsman bin ’Affan, Wahai ’Ali bin Abi Thalib, Wahai Abu Hirairah, dan lain-lain.
5. Ikhlas dan tulus untuk bersikap ramah
Semua orang senang bila diperlakukan dengan ramah. Keramahan membuat orang lain merasa diterima dan dihargai. Keramahan membuat orang merasa betah berada di dekat Anda. Nabi Muhammad Saw sangat ramah dan semua sahabatnya sangat betah bersama dengan beliau. Tidak ada seorang pun yang beranjak pergi sampai Rasulullah Saw sendiri yang mendahuluinya.
6. Ikhlas dan tulus untuk menolong kesusahan orang lain.
Anda tidak akan menjadi miskin karena memberi dan tidak akan kekurangan karena berbagi. Seorang yang sangat bijak pernah menulis, Orang yang murah hati berbuat baik kepada dirinya sendiri. Dengan demikian kemurahan hati disatu sisi baik buat Anda, dan disisi lain berguna bagi orang lain. Nabi Muhammad saw adalah sebaik-baik manusia yang suka menolong saudara-saudaranya. Bahkan nanti beliau yang akan memberikan syafaat di Hari Kiamat, saat tidak ada lagi pertolongan dari manusia yang lain. Bahkan dalam detik-detik kematiannya, Beliau menyebut umatnya: ”Ummati, ummati, ummati”.
7. Ikhlas dan tulus untuk tidak mengkritik, mencela atau meremehkan orang lain.
Umumnya orang tidak suka bila kelemahannya diketahui oleh orang lain, apalagi dipermalukan. Semua itu menyerang langsung ke pusat harga diri dan bisa membuat orang mempertahankan diri dengan sikap yang tidak bersahabat.
Nabi Muhammad Saw bersabda: ”Orang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersaudara, janganlah menghina satu dengan yang lain...” (HR.Al-Bukhari)
8. Ikhlas dan tulus menjadi pribadi yang asertif, tegas dan berprinsip.
Orang yang disukai bukanlah orang yang selalu berkata Ya, tetapi orang yang bisa berkata Tidak bila diperlukan. Sewaktu-waktu bisa saja prinsip atau pendapat Anda berseberangan dengan orang lain. Anda tidak harus menyesuaikan diri atau memaksakan mereka menyesuaikan diri dengan Anda. Jangan takut untuk berbeda dengan orang lain. Yang penting perbedaan itu tidak menimbulkan konflik, tapi menimbulkan sikap saling pengertian. Sikap asertif selalu lebih dihargai dibanndingkan sikap Yesman. Nabi Muhammad adalah pribadi yang berprinsip, mampu merubah dari Jahiliyah menuju kehidupan yang islamiyyah. Nabi Muhammad adalah ”Sang Perubah”
9. Ikhlas dan tulus berbuat yang terbaik.
Perlakuan apapun yang anda inginkan dari orang lain yang dapat menyukakan hati, itulah yang harus anda lakukuan terlebih dahulu. Anda harus mengambil inisiatif untuk memulainya. Misalnya, bila ingin diperhatikan, mulailah memberi perhatian. Bila ingin dihargai, mulailah menghargai orang lain. Itulah yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw kepada para sahabat-sahabatnya.
10. Ikhlas dan tulus untuk mencintai diri sendiri dan orang lain.
Nabi Muhammad adalah Nabi Cinta. Yang menebarkan Agama Islam dengan strategi Cinta dan Perdamaian (Love and Peace). Nabi Muhammad sangat mencintai orang lain laksana mencintai dirinya sendiri. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw bersabda: “Iman yang sempurna bagi seorang mukmin adalah apabila mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri” (HR. Muttafaq ‘alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar