Pembaca mulia, Allah mewajibkan kita untuk beriman kepada malaikat bukanlah hal yang sia-sia. Apakah kita tidak ingin didoakan malaikat? Bagaimana tidak, malaikat adalah makhluk YANG DOANYA SELALU DIKABULKAN الله. Ini karena malaikat adalah makhluk yang tidak pernah mengatakan kecuali sizin الله, dan tidak pernah melakukan sesuatu kecuali dengan perintah الله. Hal yang harus kita ketahui, malaikat TIDAK MENDOAKAN ORANG, KECUALI ORANG YANG DIRIDHOI الله. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
لا يسبقونه بالقول وهم بأمره يعملون. يعلم ما بين أيديهم وما خلفهم ولا يشفعون إلا لمن ارتضى وهم من خشيته مشفقون
Artinya,
“... (malaikat-malaikat) itu adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan. Mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka. Mereka tidak memberi syafa’at MELAINKAN KEPADA ORANG-ORANG YANG DIRIDHOI ALLAH. Mereka itu selalu berhati-hati karena tajut kepada-Nya”
(Q.S. Al-Anbiya’: 26-28)
Jika kedudukan para malaikat demikian mulia, siapakah di antara kita YANG TIDAK INGIN TERMASUK KE DALAM GOLONGAN ORANG YANG DIDOAKAN OLEH MEREKA?
Pembaca mulia, cara paling mudah agar bisa didoakan malaikat adalah bersuci terlebih dahulu sebelum tidur. Keutamaan orang yang bersuci sebelum tidur dapat diketahui dalam hadits berikut ini.
طهروا هذه الأجساد طهركم الله فإنه ليس عبد يبيت طاهرا إلا بات معه ملك في شعاره لا ينقلب ساعة من الليل إلا قال : اللهم اغفر لعبدك فإنه بات طاهرا
Sucikanlah badan-badan kalian! Semoga الله menyucikan kalian. Sesungguhnya tidaklah seorang hamba rumah bermalam (tidur) dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan bersamanya dalam pakaiannya. Tidaklah ia membalikkan badannya sesaat pun dalam tidur malamnya kecuali malaikat akan berkata, Ya الله , ampunilah hambamu ini. Sesungguhya ia tidur dalam keadaan suci.”
(lihat kitab المعجم الكبير, karya سليمان بن أحمد بن أيوب أبو القاسم الطبراني, tahqiq حمدي بن عبدالمجيد السلفي, juz 12, halaman 446, hadits nomor 13.621)
Beberapa Pelajaran yang Dapat Kita Ambil dari hadits di Atas:
1) Anjuran untuk bersuci sebelum tidur.
2) Rasulullah mendoakan umatnya yang bersuci sebelum tidur agar disucikan الله. Siapa yang tidak ingin mendapat bagian doa sebik-baik manusia, Rasulullah صلى الله عليه و سلم ?
3) Malaikat senantiasa akan bersama dengan orang yang tidur, jika sebelum tidur, ia bersuci terlebih dahulu.
4) Malaikat akan memohon kepada الله agar mengampuni hamba yang tidur tersebut, setiap ia membalikkan badannya di malam hari hingga ia bangun dari tidurnya.
Allahu Akbar! Bukankah bersuci merupakan amal yang sangat mudah wahai saudaraku? Mudah, tetapi balasannya sangatlah besar. Seandainya balasan untuk orang yang tidur dalam keadaan suci hanyalah ditemani malaikat, itu sebenarnya sudah cukup. Akan tetapi, الله memberi balasan yang jauh lebih baik.
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda:
ما من مسلم يبيت على ذكر الله طاهرا فيتعار من الليل فيسأل الله خيرا من الدنيا والآخرة الا أعطاه اياه
Artinya:
“Tidaklah seorang muslim yang bermalam (tidur) dalam keadaan berdzikir kepada الله dan suci, lalu ia bangun di malam itu kemudian berdoa kepada الله kebaikan dunia dan akhirat, kecuali الله akan mengabulkan doanya tersebut.”
(lihat kitab المعجم الكبير, karya سليمان بن أحمد بن أيوب أبو القاسم الطبراني, tahqiq حمدي بن عبدالمجيد السلفي, jilid 20, halaman 118, hadits nomor 235)
Dari hadits di atas, kita dapat memeproleh faidah tambahan, yaitu keutamaan yang akan kita peroleh apabila tidur kita, diawali dengan dzikir dan bersuci, yaitu dua hal tersebut akan menjadi SEBAB DIKABULKANNYA DOA kita oleh الله. Perhatikanlah wahai pembaca, yang memberitakan hal ini adalah seorang jujur yang tepercaya, yaitu Rasulullah صلى الله عليه و سلم. Maka, apakah kita masih akan ragu untuk mengamalkan apa yang beliau sunnahkan?
Semoga الله menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang senantiasa dimudahkan untuk mengamalkan sunnah nabi-Nya yang mudah dan penuh barokah ini. Kabulkanlah wahai Rabb yang Maha Agung lagi Maha Mulia. آمين
Referensi:
1) المعجم الكبير /Mu’jamul Kabir/, jilid 12 dan 20. سليمان بن أحمد بن أيوب أبو القاسم الطبراني /Sulaiman ibn Ahmad ibn Ayyub Abul Qasim AT-THABRANI/, dengan tahqiq: حمدي بن عبدالمجيد السلفي /Hamdi ibn Abdil Majid As-Salafi/. 1404H/1983M. الموصل /Mosul/: مكتبة العلوم والحكم /Maktabah Al’Ulum wal Hikam/.
2) Orang-Orang yang Didoakan Malaikat, terjemah dari من تصلي عليهم الملائكة و من تلعنه. Dr. Fadhl Ilahi, penerjemah: Beni Sarbeni. 1420H-2000M. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, dari penerbit aslinya: Idaarah Turjumaan Al-Islami-Pakistan.
Masjid Al-‘Ashri lantai II,
Sabtu, 19/07/1430 – 11/07/2009, pukul 21.45
Abu Muhammad Al-‘Ashri
-
Archives
-
Blogroll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar