…. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya itu, dan sungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (Q.S. Asy-Syams :9-10). Bagi oang yang mau mengamati penyebab kotornya diri yang aslinya fitri (suci) adalah kotoran ibarat debu mengelilingi dimana sedang berada dalam rumah-rumah ibadat sekalipun contoh Barsyisyah kejahatan berawal dari rumah ibadah. Barsyisyah seorang tekun beribadah. Di masjid siang malam dia melakukan ibadah hingga dia tahan selama 15 hari tanpa makan dan minum. Menurut riwayat ibadah dikerjakannya ibadah zikir kepada Allah SWT, dan shalat, iblis terkutuk menghampiri Barsyisyah. Iblis seakan-akan beribadah pula dibuatnya jangka waktu 20 hari lima hari lebih dari Barsyisyah. Barsyisyah bertanya kepada iblis menyerupai manusia itu. Apa resepnya kamu beribadah lebih dari saya? Jawab iblis itu sebelum saya melakukan ibadah ini saya terlebih dahulu berzina dan membunuh seseorang, akhirnya Barsyisyah memenuhi kehendak iblis jadi pembunuh dan berzina. Ibadah selama dikerjakan barsyisyah di tolak Allah SWT.
Barsyisyah awalnya kelihatan saleh kemudian jadi pembunuh dan zinamudah sekali diperdaya iblis. Ibadah dikerjakan Barsyisyah selama ini tidak dengan ilmu yang baik dan sempurna, sesuai dengan tuntutan ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul SAW. Allah SWT menjelaskan : “… dari kejahatan bisiskan Syetan ke dalam dada manusia dari jin dan manusia “. (Q.S. An-Naas :4-6). Sebaiknya sempurna suatu ibadah dikerjakan perlu memiliki ilmunya bila tidak kesia-siaan yang akan terjadi Allah memperingatkan :”… maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah. Muhammad itu Rasul Allah “. (Q.S. Muhammad:19).
Pentingnya hidup dengan kesucian diri lahir batin. Memperoleh kesucian dari Allah SWT, melalui latihan secara rutin imam Al-Ghazali menyebutnya rihadha, ialah dengan ibadat shalat didahului dengan wudhu. Beberapa hal yang mampu melatih serta menjaga kejernihan hati dan pikiran contohnya wudhu. Hadist riwayat Muslim : Sabda Rasulullah SAW. “menyempurnakan wudhu disaat segan, malas membanyakan langkah ke masjid, dan menunggu waktu shalat inilah cara menguasai diri dengan baik”. Membasuh wajah. Membasuh wajah melambangkan penjernihan dan pensucian hati serta pikiran. Membasuh tangan melambangkan pensucian segala kegiatan. Membasuh kepala melambangkan pemikiran yang suci dan membasuh kaki adalah melambangkan langkah lurus dan bersih. Selesai wudhu. Selanjutnya mengerjakan shalat dengan do’a Iftitah (Allah hu Akbar).
Doa Iftitah. Doa Iftitah ini diucapkan di awal setiap kali ber shalat memuji Allah yang selalu suci sepanjang pagi dan petang. Inilah pujian dan pengakuan kepada Tuhan, Rabb yang selalu suci dalam berpikir dan suci dalam bertindak. Allah-lah teladan diri segala kesucian. Menyatakan secara berulang-ulang tentang kesucian Allah hal ini akan mendorong jiwa seseorang selalu mengikuti Allah Yang Maha Esa. Secara sadar melalui pikiran dimotivasi oleh do’a Iftitah ini akan mengubah atau menjaga sikap dan karakter seseorang agar selalu suci dan bersih.
Inilah landasan shalat menjaga kejernihan hati yaitu kemampuan untuk bebas dan merdeka dari berbagai belenggu hati dan pikiran, dimana hasil akhir diharapkan adalah sebuah fitrah (kesucian) atau hati bersih yang sangat cerdas. Hal ini sangat bermanfaat bagi orang yang memahami arti dan tujuan yang sesungguhnya mengabdi kepada sifat suci Allah SWT.
-
Archives
-
Blogroll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar