Van Bemmelen membagi Zone Solo menjadi 3 bagian yaitu : Sub Zone Blitar, Sub Zone Solo (sensustrico) dan Sub Zone Ngawi. Menurut sistem pembagian ini Kota Surakarta termasuk dalam Sub Zone Solo. Sub Zone Solo merupakan depresi endapan vulkanik muda yang membatasi sisi selatan Perbukitan Kendeng dan terdiri dari sederetan vulkan kuarter. Aliran permukaan menuju sub zone ini, sehingga material penyusun Sub Zone Solo adalah material endapan. Batuan di Kota Surakarta merupakan endapan dari Vulkan Lawu, Vulkan Merapi, Vulkan Merbabu, Perbukitan Kendeng dan Pegunungan Selatan.
Material pembentuk batuan di Kota Surakarta terdiri dari bahan vulkanis Merapi dan Lawu yang berumur holosen. Kota ini terletak pada ujung timur endapan yang berasal dari Vulkan Merapi, ujung utara endapan dari Pegunungan Selatan dan ujung barat endapan yang berasal dari Vulkan Lawu (Widiyanto, 1982 dalam Baiquni, 1988 : 24).
Berdasarkan Peta Geologi dari Geohidrologic Map Surakarta (dalam Baiquni, 1988) terlihat bahwa batuan di lokasi penelitian terdiri dari :
- Aluvium (AL)
Satuan batuan ini terdapat di Kota Surakarta bagian tengah hingga ke selatan yaitu di sebelah timur Jalan Jenderal Ahmad Yani, ke utara hingga Kali Pepe, ke timur hingga Stasiun Balapan dan sebagian sampai Bengawan Solo. Batuan aluvium berada pada posisi 477144 – 484568 mT dan 9160481 – 9165815 mU. Luas satuan batuan ini adalah 2.033,63 ha. Ketebalannya berkisar beberapa centimeter hingga beberapa meter. Terdiri dari lempung, lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan berangkal.
- Formasi Notopuro (NP)
Formasi Notopuro terdapat di bagian timur laut Kota Surakarta yaitu di sebelah utara Stasiun Jebres, ke barat hingga Stasiun Balapan, ke utara hingga Kantor Lurah Mojosongo dan ke timur hingga Bengawan Solo. Formasi batuan ini berada pada posisi 478718 – 485318 mT dan 9163239 – 9167290 mU. Luas satuan batuan ini adalah 1574 ha. Batuan ini terdiri dari konglomerat, batupasir, lanau dan lempung. Kedudukannya menindih tidak selaras dengan batuan yang lebih tua dan terindih tak selaras dengan aluvium. Satuan ini merupakan endapan undak sungai.
Pada Formasi Notopuro ditemukan struktur silang-siur, “toreh dan isi” dan perlapisan bersusun. Secara setempat ditemukan fosil Bibos sp. dan Cervus Sp yang diduga berumur plistosen (Samodra, 1984 dalam Surono dkk, 1988 : 5)
- Formasi Kabuh (KB)
Formasi Kabuh terdapat di bagian utara Kota Surakarta, tepatnya di utara Kantor Lurah Mojosongo hingga Kali Kebo. Formasi batuan ini berada pada posisi 481136 – 484385 mT dan 9166244 – 9167790 mU. Luas Satuan batuan ini adalah 240,43 ha. Batuan ini umumnya terdiri dari breksi vulkanik, tuff sandstone dan konglomerat.
- Batuan Vulkanik Muda (YV)
Satuan batuan ini terdapat di bagian barat dan utara Kota Surakarta. Di bagian barat Kota Surakarta tepatnya di sebelah barat Jalan Jenderal Ahmad Yani, sedangkan di bagian utara tepatnya di selatan dan barat Kali Pepe serta di tepi Kali Pelemwulung. Batuan vulkanik muda berada pada posisi 474406 – 479133 mT dan 9162923 – 9167446 mU. Luas Satuan batuan ini adalah 778,84 ha. Batuan ini umumnya merupakan endapan lahar dari Vulkan Merapi. Batuan umumnya terdiri dari lava andesit, breksi, lahar, tufa hingga basalt. Fosil tidak ditemukan. Aktivitas diduga dimulai sejak plistosen akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar